Readers have no grounds for using a

Readers have no grounds
for using any semantic conventions but the obvious ones when they grasp the
meanings of sentences in literature. Suppose. for example. readers come across
the sentence. 'A hungry fox tried to reach clusters of grapes which he saw hanging
from a vine trained on a tre. bat they were too high.' Readers grasp the meaning
of this using carventions that spcify that 'fox' foxes. 'grapes'
means grapes, and so on. In general, only ordinary semantic conventions are
in grasping the rneanings of sentences in works of literature.
Irony is another phenornenon which might seem to support the view that
sentenes in literary have an additional meaning. Ironical statements do
have meanings besides their literal meanings. Imagine that I find in my mailbox
another idiotic memo from the Academic Vice-President. (Perhaps my
departnrnt is dirwted to teach its course on Hume with an Asia-Pacific focus.)
is just wonderful', I exclaim. My statement literally means that the memo
is wonderful. obviously, my words are meant ironically. they also mean, roughly.
that the memo is wonderful It might be thought that. like ironical statements,

Results (Indonesian) 1:

Pembaca memiliki taman tidak untuk menggunakan setiap semantik Konvensi tapi yang jelas ketika mereka menangkap arti dari kalimat-kalimat dalam sastra. Misalnya. sebagai contoh. pembaca menemukan kalimat. ' Rubah lapar berusaha mencapai tandan buah anggur yang dilihatnya gantung dari pohon anggur dilatih di tre. mereka terlalu tinggi kelelawar.' Pembaca memahami makna ini menggunakan carventions yang spcify yang 'rubah' rubah. 'anggur' berarti anggur, dan sebagainya. Secara umum, adalah hanya biasa semantik Konvensi dalam menggenggam rneanings kalimat dalam karya sastra. Ironi adalah phenornenon lain yang mungkin tampaknya mendukung pandangan yang sentenes dalam sastra memiliki maksud tambahan. Ironis pernyataan melakukan memiliki arti selain makna harfiah mereka. Bayangkan yang saya temukan di kotak surat saya lain tolol memo dari akademik Wakil Presiden. (Mungkin saya departnrnt adalah dirwted untuk mengajar para kursus Hume dengan fokus Asia-Pasifik.) hanya indah ', saya berseru. Pernyataan saya secara harfiah berarti bahwa memo ini indah. jelas, kata-kata saya dimaksudkan Ironisnya. mereka juga berarti, kira-kira. bahwa memo ini mungkin berpikir yang indah. seperti ironis pernyataan,

Results (Indonesian) 2:

Pembaca tidak memiliki alasan
untuk menggunakan konvensi semantik tapi yang jelas ketika mereka memahami
makna kalimat dalam literatur. Seharusnya. sebagai contoh. pembaca menemukan
kalimat. 'A rubah lapar mencoba untuk mencapai gugusannya yang ia lihat tergantung
dari pohon anggur dilatih tre a. kelelawar mereka terlalu tinggi. " Pembaca memahami arti
dari ini menggunakan carventions yang spcify yang 'rubah' rubah. 'anggur'
berarti anggur, dan sebagainya. Secara umum, konvensi semantik hanya biasa yang
dalam menangkap rneanings kalimat dalam karya sastra.
Ironi adalah phenornenon lain yang mungkin tampaknya mendukung pandangan bahwa
sentenes di sastra memiliki makna tambahan. Laporan ironis lakukan
memiliki arti selain arti literal mereka. Membayangkan bahwa saya menemukan di kotak surat saya
memo konyol lain dari Akademik Wakil Presiden. (Mungkin saya
departnrnt adalah dirwted untuk mengajar kursus pada Hume dengan fokus Asia-Pasifik.)
Hanya indah ', seruku. Pernyataan saya secara harfiah berarti bahwa memo itu
indah. jelas, kata-kata saya dimaksudkan ironisnya. mereka juga berarti, kira-kira.
bahwa memo indah Ini mungkin berpikir bahwa. seperti pernyataan ironis,