Trade interests may of course be ac

Trade interests may of course be acquired for a number of reasons, such as long-standing commercial links, entrepreneurial exploitation of overseas markets or successful domestic lobbying, as in the case of European, Japanese or US farming interests. Such interests, which either tacitly or formally become part of trade policy, may create strains or ambiguity in foreign policy, such as calls for the ending of sanctions against the Soviet Union by US grain farmers. Put differently, foreign policy decision-makers may consider that particular trade interests are incompatible with foreign policy. The process of bringing trade and foreign policy into alignment can be difficult if trade interest, broadly defined, secure either sufficient economic importance, or official support to conduct trade separately or even at the expense of foreign policy. The latter is well illustrated by the long-running diplomatic dispute between the EC and the USA over the protective aspects of the EC’s Common Agricultural Policy (CAP).

Results (Indonesian) 1:

Perdagangan kepentingan tentu dapat diperoleh untuk sejumlah alasan, seperti lama komersial link, kewirausahaan eksploitasi pasar luar negeri atau sukses domestik lobi, seperti dalam kasus Eropa, Jepang atau kepentingan pertanian. Kepentingan tersebut, yang secara diam-diam atau secara resmi menjadi bagian dari kebijakan perdagangan, mungkin membuat strain atau ambiguitas dalam kebijakan luar negeri, seperti panggilan untuk akhir dari sanksi terhadap Uni Soviet oleh US butir petani. Menempatkan berbeda, para pengambil keputusan kebijakan luar negeri dapat mempertimbangkan kepentingan perdagangan tertentu bertentangan dengan kebijakan luar negeri. Proses membawa perdagangan dan kebijakan luar negeri ke dalam keselarasan bisa sulit jika bunga perdagangan, luas didefinisikan, mengamankan kepentingan ekonomi yang cukup atau dukungan resmi untuk melakukan perdagangan secara terpisah atau bahkan dengan mengorbankan kebijakan luar negeri. Yang terakhir ini diilustrasikan oleh berjalan lama diplomatik sengketa antara Komisi Eropa dan Amerika Serikat atas aspek pelindung dari EC umum pertanian kebijakan (CAP).

Results (Indonesian) 2:

Kepentingan perdagangan mungkin saja diperoleh untuk sejumlah alasan, seperti hubungan komersial lama, eksploitasi kewirausahaan pasar luar negeri atau dalam negeri lobi sukses, seperti dalam kasus Eropa, Jepang atau US pertanian kepentingan. Kepentingan tersebut, yang baik secara diam-diam atau secara formal menjadi bagian dari kebijakan perdagangan, dapat menciptakan strain atau ambiguitas dalam kebijakan luar negeri, seperti panggilan untuk akhir sanksi terhadap Uni Soviet oleh petani gandum di Amerika. Dengan kata lain, kebijakan luar negeri pengambil keputusan dapat mempertimbangkan bahwa kepentingan perdagangan tertentu yang tidak sesuai dengan kebijakan luar negeri. Proses membawa perdagangan dan kebijakan luar negeri ke dalam keselarasan bisa sulit jika kepentingan perdagangan, didefinisikan secara luas, aman baik kepentingan ekonomi yang cukup, atau dukungan resmi untuk melakukan perdagangan secara terpisah atau bahkan dengan mengorbankan kebijakan luar negeri. Yang terakhir ini juga digambarkan oleh sengketa diplomatik lama berjalan antara EC dan Amerika Serikat atas aspek perlindungan Kebijakan Pertanian Bersama Komisi Eropa (CAP).