Protestant thought, on the whole, l

Protestant thought, on the whole, lacks a similarly grounded understanding of human nature. For such theories tend to replace detailed investigations of the psychology of human nature with broad and general categories of autonomy, rationality, self-interest and freedom etc. as the basis of an account of moral thinking. As morality becomes progressively detached from its foundation in human character, abstract principles of reason are forced into the role of leading those of suitable bearing towards the good, but they do so in a much more detached and free-floating way: being separated from both human telos and the supposition of external imposition by a divine will, the rational convergence of human wills upon common standards of justice and right becomes a matter of diffuse optimism concerning the ‘objectivity’ of moral values, and the ability of human minds to apprehend them.

Results (Indonesian) 1:

Protestan yang berpikir, secara keseluruhan, tidak memiliki pemahaman yang sama Beralas sifat manusia. Untuk teori-teori tersebut cenderung menggantikan investigasi terperinci psikologi dari sifat manusia dengan luas dan umum kategori otonomi, rasionalitas, kepentingan diri sendiri, dan kebebasan dll sebagai dasar dari account berpikir moral. Moralitas menjadi semakin terlepas dari berdirinya pada karakter manusia, prinsip-prinsip abstrak alasan dipaksa menjadi peran memimpin orang-orang cocok bantalan menuju baik, tapi mereka melakukannya dalam cara yang jauh lebih terpisah dan mengambang bebas: dipisahkan dari manusia telos maupun pengandaian mengenai pengenaan eksternal dengan kehendak ilahi, konvergensi rasional manusia menghendaki berdasarkan standar umum keadilan dan kanan menjadi masalah menyebar optimisme mengenai 'objektivitas' nilai-nilai moral, dan kemampuan pikiran manusia untuk menangkap mereka.

Results (Indonesian) 2:

pemikiran Protestan, secara keseluruhan, tidak memiliki pemahaman yang sama didasarkan dari sifat manusia. Untuk teori tersebut cenderung untuk menggantikan penyelidikan rinci dari psikologi dari sifat manusia dengan kategori luas dan umum otonomi, rasionalitas, kepentingan dan kebebasan dll sebagai dasar dari akun pemikiran moral. Moralitas menjadi semakin terlepas dari berdirinya pada karakter manusia, prinsip-prinsip abstrak alasan dipaksa ke dalam peran memimpin orang-orang dari bearing yang sesuai terhadap baik, tetapi mereka melakukannya dengan cara yang jauh lebih terpisah dan mengambang bebas: dipisahkan dari kedua telos manusia dan anggapan dari pengenaan eksternal oleh kehendak ilahi, konvergensi rasional manusia berkehendak atas standar umum keadilan dan hak menjadi soal optimisme menyebar mengenai 'objektivitas' nilai-nilai moral, dan kemampuan pikiran manusia untuk menangkap mereka .