The muḥaddithūn committed a serious

The muḥaddithūn committed a serious wrong by accepting the weak narratives concerning the targhīb wa tarhīb. This opened the doors to disputations over the religion beyond reform. The door to entry for the weak aḥādīth let the ideas of Confucius, Buddha and Zoroaster enter the religion. Alien philosophical and esoteric notions and theories assume the form of aḥādīth and find their way into the religion of God. Once this door for the weak and fabricated reports was opened, it became impossible for the Muslims to parry the onslaught. Nobody knew what to do. All believers cannot be expected to develop in the science, act like the most careful critics and sift the weak from the sound aḥādīth. Yet, however, it is the duty of the scholars to appreciate the evil results of the misjudgements of the muḥaddithūn.

Results (Indonesian) 1:

Muḥaddithūn melakukan kesalahan yang serius dengan menerima lemah kisah tentang targhīb wa tarhīb. Ini membuka pintu untuk perdebatan atas agama luar reformasi. Pintu masuk untuk aḥādīth lemah membiarkan ide-ide Konfusius, Buddha dan Zoroaster masuk ke dalam agama. Alien pengertian filosofis dan Esoterik dan teori menganggap bentuk aḥādīth dan menemukan jalan mereka ke dalam agama Allah. Setelah dibuka pintu untuk laporan lemah dan fabrikasi, ianya menjadi mustahil bagi kaum Muslim untuk menangkis serangan. Tidak ada yang tahu apa yang harus dilakukan. Semua orang percaya tidak dapat diharapkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, bertindak seperti kritik paling hati-hati dan menyaring yang lemah dari aḥādīth suara. Namun, bagaimanapun, itu adalah tugas para ulama untuk menghargai hasil jahat misjudgements muḥaddithūn.

Results (Indonesian) 2:

muḥaddithūn yang berbuat jahat serius dengan menerima narasi lemah mengenai tarhib targhib wa. Ini membuka pintu untuk perdebatan atas agama di luar reformasi. Pintu masuk untuk hadis lemah membiarkan ide-ide Konfusius, Buddha dan Zoroaster masuk agama. Alien gagasan filosofis dan esoteris dan teori-teori mengasumsikan bentuk Hadis dan menemukan jalan mereka ke dalam agama Allah. Setelah pintu ini untuk laporan yang lemah dan dibuat dibuka, itu menjadi mungkin bagi umat Islam untuk menangkis serangan tersebut. Tak ada yang tahu apa yang harus dilakukan. Semua orang percaya tidak dapat diharapkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, bertindak seperti para kritikus paling hati-hati dan menyaring yang lemah dari hadits suara. Namun, bagaimanapun, itu adalah tugas para ulama untuk menghargai hasil kejahatan dari salah tafsir dari muḥaddithūn tersebut.