Designed by Minoru Yamasaki and Geo

Designed by Minoru Yamasaki and George Hellmuth in 1951, Pruitt-Igoe was to be the epitome of the modernist high-rise. Designed on 57 acres, with 2870 units, it would be a mini city of 10,000 people, with innovative skip-stop elevators, communal green spaces, and long hallways intended to foster community. The Igoe apartments were intended for whites, the Pruitt for blacks. Yet when it became clear that whites were unwilling to move into the development due to a racist unwillingness to live alongside African-Americans, it became all black, with a median income of $2,718 (the equivalent of $25,000 today).

Results (Indonesian) 1:

Dirancang oleh Minoru Yamasaki dan George Hellmuth pada tahun 1951, Pruitt-Igoe adalah lambang modernis bertingkat tinggi. Dirancang pada 57 hektar, dengan unit 2870, ini akan menjadi kota mini 10.000 orang, dengan inovatif skip-berhenti Elevator, ruang hijau komunal dan lorong-lorong panjang yang dimaksudkan untuk menumbuhkan komunitas. Apartemen Igoe dimaksudkan untuk putih, Pruitt untuk orang kulit hitam. Namun ketika menjadi jelas bahwa kulit putih tidak mau pindah ke dalam pengembangan karena keengganan rasis untuk tinggal bersama Afrika-Amerika, itu menjadi semua hitam, dengan pendapatan rata-rata $2,718 (setara dengan $25.000 hari).

Results (Indonesian) 2:

Dirancang oleh Minoru Yamasaki dan George Hellmuth pada tahun 1951, Pruitt-Igoe adalah menjadi lambang modernis tinggi. Dirancang pada 57 are, dengan 2.870 unit, itu akan menjadi sebuah kota mini 10.000 orang, dengan elevator inovatif melompat-stop, ruang hijau komunal, dan lorong-lorong panjang yang dimaksudkan untuk membina masyarakat. The Igoe Apartemen yang ditujukan untuk kulit putih, yang Pruitt untuk orang kulit hitam. Namun ketika menjadi jelas bahwa kulit putih tidak mau pindah ke pembangunan karena keengganan rasis untuk hidup bersama Afrika-Amerika, menjadi serba hitam, dengan pendapatan rata-rata $ 2.718 (setara dengan $ 25.000 hari ini).