The rotted portion wasobserved to a

The rotted portion was
observed to advance towards the root collar, finally
forming a bark depression. Fine soil particles such as
sand and decomposed organic materials were also found
adhering to the hyphae. This indicates that different soil
compositions gave rise to the slightly different below
ground symptoms in the plantations and in the in-vitro
experiment. The first pathogenicity test failed probably
due to poor soil moisture retaining properties of the potting
media. This unconducive environment probably retarded
fungus development, thus preventing it from becoming
pathogenic to the host.

Results (Indonesian) 1:

bagian yang membusuk itu
diamati untuk maju menuju kerah root, akhirnya
membentuk depresi kulit. partikel tanah halus seperti
pasir dan bahan organik membusuk juga ditemukan
mengikuti hifa. ini menunjukkan bahwa tanah yang berbeda
komposisi memunculkan gejala tanah yang sedikit berbeda di bawah
di perkebunan dan di
percobaan in-vitro.uji patogenisitas pertama gagal mungkin
karena kelembaban tanah miskin mempertahankan sifat dari pot
Media. lingkungan kondusif ini mungkin menghambat perkembangan jamur
, sehingga mencegah dari menjadi
patogen ke host.

Results (Indonesian) 2:

Bahagian membusuk adalah
diamati untuk maju menuju kerah akar, akhirnya
membentuk sebuah depresi kulit. Halus partikel tanah seperti
pasir dan diurai bahan organik juga ditemukan
mengikuti hyphae. Hal ini menunjukkan bahwa tanah yang berbeda
komposisi memunculkan sedikit berbeda di bawah
tanah gejala di perkebunan dan dalam fertilisasi in-vitro
percobaan. Tes pathogenicity pertama gagal mungkin
karena kelembaban tanah miskin mempertahankan sifat pot
media. Lingkungan ini unconducive mungkin terbelakang
pengembangan jamur, sehingga mencegah dari menjadi
patogen untuk tuan rumah.