Many SLA research methods (e.g. gra

Many SLA research methods (e.g. grammaticality judgments, obligatory occurrences, and error analysis) involve comparison with NS (Cook, 1997b; Firth & Wagner, 1997).

Learner's language is an unknown object, so SLA research can justifiably use native speakers' language as one perspective on the language of L2 learners, provided it does not make native speakers' language the measure of final achievement in the L2.

Klein and Perdue (1992): the danger of the "closeness fallacy" (p. 333), where one is deceived by learner utterances that bear a false resemblance to those of the native speaker.

Results (Indonesian) 1:

banyak metode penelitian sla (misalnya ketatabahasaan penilaian, kejadian wajib, dan analisis kesalahan) melibatkan perbandingan dengan ns (cook, 1997b, firth & Wagner, 1997).

Bahasa pembelajar adalah obyek tidak dikenal, sehingga penelitian sla dibenarkan dapat menggunakan bahasa penutur asli 'sebagai salah satu perspektif tentang bahasa l2 peserta didik,asalkan tidak membuat bahasa penutur asli 'dengan ukuran pencapaian akhir di l2.

Klein dan perdue (1992): bahaya dari "kedekatan fallacy" (hal. 333), di mana seseorang ditipu oleh ucapan pelajar yang memiliki kemiripan palsu untuk orang-orang dari penutur asli.

Results (Indonesian) 2:

Banyak SLA metode penelitian (misalnya grammaticality penilaian, kejadian-kejadian yang wajib, dan analisis kesalahan) melibatkan perbandingan dengan NS (Cook, 1997b; Firth & Wagner, 1997).

Pelajar 's bahasa adalah objek yang tidak diketahui, sehingga SLA penelitian dapat dibenarkan menggunakan penutur asli bahasa sebagai satu perspektif pada bahasa pelajar L2, disediakan tidak membuat penutur asli bahasa ukuran akhir pencapaian di L2.

Klein dan Perdue (1992): bahaya "kedekatan kesalahan" (p. 333), dimana salah satu sudah tertipu oleh ucapan-ucapan pelajar yang memiliki kemiripan palsu dengan pembicara asli.