First, we tested the assumptions of

First, we tested the assumptions of repeated measures as the analyzed model. Mauchly’s test of sphericity was not significant for any of the measures. In addition, Levene’s test of equality of error variances was not significant in any of the dependent variables. We did not have any missing data. Thus, there were enough reasons to use multivariate repeated measures .
The findings showed that the patients’ scores improved in the time factor. There were significant differences in the reaction time, PRMQ and Wds. Significant improvement favoring cognitive remediation was found for several cognitive measures including reaction time (F = 4.15 p < .05, Eta = 0 .242 ), Wds (F = 11.806, P < .05, Eta = .48), PRMQ1(F = 3.314, p < .05, Eta = 0.20), PRMQ7 (F = 2.85, P < .05, Eta = 0.18). No significant differences were observed in terms of the factor group. The post hoc tests showed that the reaction time in the post test was significantly different from the reaction time of the follow up 2 (D2-4 = 43.75, p < .05). The Wds’ scores at baseline was differentiated with the follow up 1 (D1-3 = -2.53, p < .001). Also, the Wds’ scores was different between the follow- up 1and follow-up 2 (D3-4 = 1.69, p < .001). Although the results of the univariate tests revealed a significant difference between the PRMQ1’scores and the PRMQ7’ scores, the results of the post hoc test did not show any significant differences .
There was an interaction effect between time × group. The interaction effect was found for the omission in the CPT test (F = 4.33, P < .05, Eta = 0.25), PRMQ5 (F = 3.489 P < .05, Eta = 0.212) and PRMQ16 (F = 3.64 P < .05, Eta = 0.219). The post hoc tests showed that in patients with positive signs, the omission in the follow-up 2 differed significantly with the omission of the posttest (D4-2 = 1.22, p < .05) (Figure 1a). There was a similar pattern for PRMQ5. In patients with positive signs, the results of the follow-up 2 differed significantly from those of the posttest (D4-2 = 1.11, p < .05) (Figure 1b). In addition, the post hoc tests showed that in patients with positive signs, the PRMQ16 in the post test was significantly different compared to baseline (D2-1 = -1.11, p < .05); and in the same group, the PRMQ16 in the follow-up 2 was significantly different from the posttest (D2-4 = -1.11, p < .05)(Figure 1c).

Results (Indonesian) 2:

Pertama, kami menguji asumsi tindakan berulang sebagai model dianalisis. Tes Mauchly dari kebulatan tidak signifikan untuk setiap tindakan. Selain itu, uji Levene kesetaraan varians kesalahan tidak signifikan dalam salah satu variabel dependen. Kami tidak memiliki data yang hilang. Dengan demikian, ada cukup alasan untuk menggunakan langkah-langkah multivariat diulang.
Temuan menunjukkan bahwa skor pasien membaik dalam faktor waktu. Ada perbedaan yang signifikan dalam waktu reaksi, PRMQ dan Wds. Peningkatan signifikan mendukung perbaikan kognitif yang ditemukan untuk beberapa langkah kognitif termasuk waktu reaksi (F = 4,15 p <.05, Eta = 0 0,242), Wds (F = 11,806, P <.05, Eta = 0,48), PRMQ1 (F = 3,314, p <.05, Eta = 0,20), PRMQ7 (F = 2,85, P <.05, Eta = 0,18). Tidak ada perbedaan signifikan yang diamati dalam hal kelompok faktor. Tes post hoc menunjukkan bahwa waktu reaksi dalam post test secara signifikan berbeda dari waktu reaksi tindak lanjut 2 (D2-4 = 43,75, p <.05). Skor yang Wds 'pada awal dibedakan dengan menindaklanjuti 1 (D1-3 = -2,53, p <.001). Juga, nilai yang Wds 'berbeda antara 1 dan tindak lanjut tindak lanjut 2 (D3-4 = 1,69, p <.001). Meskipun hasil tes univariat mengungkapkan perbedaan yang signifikan antara PRMQ1'scores dan skor yang PRMQ7 ', hasil tes post hoc tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Ada pengaruh interaksi antara waktu × kelompok. Efek interaksi ditemukan untuk kelalaian dalam tes CPT (F = 4.33, P <.05, Eta = 0,25), PRMQ5 (F = 3,489 P <.05, Eta = 0,212) dan PRMQ16 (F = 3,64 P <. 05, Eta = 0,219). Tes post hoc menunjukkan bahwa pada pasien dengan tanda-tanda positif, kelalaian dalam tindak lanjut 2 berbeda secara signifikan dengan kelalaian dari posttest (D4-2 = 1,22, p <.05) (Gambar 1a). Ada pola yang sama untuk PRMQ5. Pada pasien dengan tanda-tanda positif, hasil tindak lanjut 2 berbeda secara signifikan dari orang-orang dari posttest (D4-2 = 1.11, p <.05) (Gambar 1b). Selain itu, tes post hoc menunjukkan bahwa pada pasien dengan tanda-tanda positif, PRMQ16 di post test berbeda nyata dibandingkan dengan baseline (D2-1 = -1,11, p <.05); dan pada kelompok yang sama, PRMQ16 di follow-up 2 secara signifikan berbeda dari posttest (D2-4 = -1,11, p <.05) (Gambar 1c).