Eventually, in 1973, it was decided

Eventually, in 1973, it was decided that demolishing Pruitt-Igoe was the best solution. And all remaining 800 residents, out of the peak of 15,000, were relocated. The buildings were demolished one-by-one, until nothing was left standing in 1977. Pruitt-Igoe is considered an architectural failure amongst social and the economic decline of St. Louis. Add segregation, whites moving to the suburbs, lack of employable men in the projects to the factors and Pruitt-Igoe becomes further and further complex. But it can be agreed that Pruitt-Igoe, once heralded as the savior of urban renewal, demolished within a decade, ultimately exemplifying social ignorance, highlighting the nuances of social structure, need to be maintained (as described above) to fulfill the idea of a neighborhood and preserve familiarity, which is what keeps residents — ultimately, us — comfortable and safe.

Results (Indonesian) 1:

Akhirnya, pada tahun 1973, diputuskan bahwa menghancurkan Pruitt-Igoe adalah solusi terbaik. Dan semua sisa penduduk 800, puncak 15.000, direlokasi. Gedung-gedung itu dihancurkan satu-per-satu, sampai tidak ada yang tersisa berdiri pada tahun 1977. Pruitt-Igoe dianggap sebagai kegagalan arsitektur antara sosial dan penurunan ekonomi dari St. Louis. Tambahkan pemisahan, putih yang pindah ke pinggiran kota, kurangnya orang-orang yang dipekerjakan sah dalam proyek-proyek untuk faktor dan Pruitt-Igoe menjadi lebih dan lebih kompleks. Tapi dapat setuju bahwa Pruitt-Igoe, sekali digembar-gemborkan sebagai penyelamat dari pembaruan urban, dihancurkan dalam satu dekade, pada akhirnya mencontohkan kebodohan sosial, menyoroti nuansa struktur sosial, perlu dipertahankan (seperti dijelaskan di atas) untuk memenuhi ide lingkungan dan melestarikan keakraban, yang adalah apa yang membuat penduduk-pada akhirnya, kita — nyaman dan aman.

Results (Indonesian) 2:

Akhirnya, pada tahun 1973, diputuskan bahwa menghancurkan Pruitt-Igoe adalah solusi terbaik. Dan semua 800 warga yang tersisa, dari puncak 15.000, direlokasi. The bangunan dibongkar satu-per-satu, sampai tidak ada yang tersisa berdiri pada tahun 1977. Pruitt-Igoe dianggap sebagai kegagalan arsitektur antara sosial dan penurunan ekonomi St. Louis. Tambahkan segregasi, putih pindah ke pinggiran kota, kurangnya orang dipekerjakan dalam proyek-proyek untuk faktor dan Pruitt-Igoe menjadi lebih jauh dan lebih kompleks. Tapi itu dapat disepakati bahwa Pruitt-Igoe, sekali digembar-gemborkan sebagai penyelamat pembaruan perkotaan, dihancurkan dalam satu dekade, akhirnya mencontohkan kebodohan sosial, menyoroti nuansa struktur sosial, perlu dipertahankan (seperti dijelaskan di atas) untuk memenuhi gagasan lingkungan dan melestarikan keakraban, yang adalah apa yang membuat penduduk - pada akhirnya, kita - nyaman dan aman.