Firstly, an intensive phaseof 4 mon

Firstly, an intensive phase
of 4 months (extended to 6 months in case of lack of sputum smear conversion) was given including thefollowing drugs: gatifloxacin (or moxifloxacin), kanamycin, prothionamide, clofazimine, high-dose isoniazid,pyrazinamide, and ethambutol. This was followed by a continuation phase of 5 months with the following medicines: gatifloxacin (or moxifloxacin), clofazimine, ethambutol, and pyrazinamide (prothionamide was kept in the continuation phase in earlier studies).

Results (Indonesian) 1:

Pertama, sebuah fase yang intensif4 bulan (diperpanjang hingga 6 bulan dalam hal kurangnya dahak smear konversi) diberi termasuk obat-obatan thefollowing: gatifloxacin (atau moxifloxacin), kanamycin, prothionamide, clofazimine, dosis tinggi isoniazid, pyrazinamide, dan etambutol. Hal ini diikuti oleh fase kelanjutan 5 bulan dengan obat-obatan berikut: gatifloxacin (atau moxifloxacin), clofazimine, etambutol, dan pyrazinamide (prothionamide disimpan dalam fase kelanjutan dalam studi sebelumnya).

Results (Indonesian) 2:

Pertama, fase intensif
dari 4 bulan (diperpanjang sampai 6 bulan dalam kasus kurangnya konversi sputum BTA) diberikan termasuk obat thefollowing: gatifloxacin (atau moksifloksasin), kanamisin, prothionamide, klofazimin, isoniazid dosis tinggi, pirazinamid, dan etambutol. Hal ini diikuti oleh fase kelanjutan dari 5 bulan dengan obat-obatan berikut: gatifloxacin (atau moksifloksasin), klofazimin, ethambutol, dan pirazinamid (prothionamide disimpan di fase lanjutan dalam studi sebelumnya).