The Tijuca Forest is a manmade recl

The Tijuca Forest is a manmade reclamation of land around Rio de Janeiro that had previously been cleared and developed to grow sugar and coffee. Replanting was carried out by Major Manuel Gomes Archer in the second half of the 19th century in a successful effort to protect Rio's water supply. This followed concerns made by the Brazilian Emperor Dom Pedro II in 1861 about erosion and deforestation caused by intensive farming, as declining levels of rainfall had already begun impacting on the supply of drinking water.[2]

In 1961, Tijuca Forest was declared a National Park. The Forest contains a number of attractions, most notably the colossal sculpture of Christ the Redeemer atop Corcovado mountain. Other attractions include the Cascatinha Waterfall; the Mayrink Chapel, with murals painted by Cândido Portinari; the light pagoda-style gazebo at Vista Chinesa outlook; and the giant granite picnic table called the Mesa do Imperador. Among its impressive peaks is the Stone of Gávea.

Results (Indonesian) 1:

Hutan Tijuca adalah buatan manusia reklamasi lahan sekitar Rio de Janeiro yang sebelumnya telah dibersihkan dan dikembangkan untuk tumbuh gula dan kopi. Penanaman kembali dilaksanakan oleh Mayor Manuel Gomes Archer di paruh kedua abad ke-19 dalam usaha yang berhasil untuk melindungi pasokan air Rio. Ini diikuti kekhawatiran yang dibuat oleh Kaisar Brasil Dom Pedro II tahun 1861 tentang erosi dan deforestasi disebabkan oleh intensif pertanian, karena menurunnya tingkat curah hujan sudah mulai berdampak pada pasokan air minum. [2]Pada tahun 1961, Tijuca Forest dinyatakan sebagai Taman Nasional. Hutan berisi sejumlah atraksi, terutama kolosal patung Kristus Penebus di Corcovado gunung. Atraksi lainnya termasuk air terjun Cascatinha; Kapel Mayrink, dengan mural yang dilukis oleh Cândido Portinari; gazebo bergaya pagoda cahaya di outlook Vista Chinesa; dan meja piknik granit raksasa yang disebut Mesa do Imperador. Di antara puncaknya mengesankan adalah batu Gávea.

Results (Indonesian) 2:

Hutan Tijuca adalah reklamasi buatan manusia dari tanah di sekitar Rio de Janeiro yang sebelumnya telah dibersihkan dan dikembangkan untuk tumbuh gula dan kopi. Penanaman dilakukan oleh Mayor Manuel Gomes Archer pada paruh kedua abad ke-19 dalam upaya sukses untuk melindungi pasokan air Rio. Ini diikuti kekhawatiran dibuat oleh Brasil Kaisar Dom Pedro II tahun 1861 tentang erosi dan deforestasi yang disebabkan oleh pertanian intensif, seperti tingkat penurunan curah hujan sudah mulai berdampak pada pasokan air minum. [2]

Pada tahun 1961, Hutan Tijuca dinyatakan sebagai National Taman. Hutan yang berisi sejumlah objek wisata, terutama patung kolosal Kristus Penebus di puncak Corcovado gunung. Tempat-tempat menarik lainnya mencakup Air Terjun Cascatinha; yang Mayrink Chapel, dengan mural yang dilukis oleh Candido Portinari; cahaya pagoda-gaya gazebo di outlook Vista Chinesa; dan raksasa meja granit piknik disebut Mesa lakukan Imperador. Di antara puncak mengesankan adalah Batu Gávea.