Lessons from small business TQM imp

Lessons from small business TQM implementation
Some writers have argued that a different approach for TQM adoption be used in SMEs due to their inherent characteristics and their organisational
differences (Henricks, 1992; Asher, 1992). It is believed that a totally different
methodology which fits the SMEs context must be formulated. Different authors (Ghobadian and Gallear, 1996; Bonvillian, 1996; Struebing and Klaus,
1997; Henricks, 1992; Asher, 1992; Barrier, 1992) have a variety of views about
TQM implementation in SMEs and the following discussion attempts to aggregate and synthesise the pertinent facts.

Results (Indonesian) 1:

Pelajaran dari implementasi TQM usaha kecilBeberapa penulis berpendapat bahwa pendekatan yang berbeda untuk adopsi TQM digunakan dalam UKM karena karakteristik mereka melekat dan mereka organisasiperbedaan (Henricks, 1992; Asyer, 1992). Diyakini bahwa benar-benar berbedametodologi yang sesuai dengan konteks UKM harus dirumuskan. Penulis yang berbeda (Ghobadian dan Gallear, 1996; Bonvillian, 1996; Struebing dan Klaus,1997; Henricks, 1992; Asyer, 1992; Penghalang, 1992) memiliki berbagai pandangan tentangImplementasi TQM UKM dan pembahasan berikut upaya untuk agregat dan mensintesis fakta-fakta yang terkait.

Results (Indonesian) 2:

Pelajaran dari implementasi TQM usaha kecil
Beberapa penulis berpendapat bahwa pendekatan yang berbeda untuk diadopsi TQM digunakan di UKM karena karakteristik yang melekat mereka dan organisasi mereka
perbedaan (Henricks, 1992; Asher, 1992). Hal ini diyakini bahwa sama sekali berbeda
metodologi yang sesuai dengan konteks UKM harus dirumuskan. Penulis yang berbeda (Ghobadian dan Gallear, 1996; Bonvillian, 1996; Struebing dan Klaus,
1997; Henricks, 1992; Asher, 1992; Barrier, 1992) memiliki berbagai pandangan tentang
implementasi TQM di UKM dan pembahasan berikut mencoba untuk agregat dan mensintesis fakta-fakta yang bersangkutan.