Bleeding times have been performed

Bleeding times have been performed using various methods since they were first developed approximately 85 years ago. Many of these procedures were not stan- dardized, so it was difficult to reproduce the results or to establish reliable normal reference ranges. Historically, the procedures all included a "stab" into soft tis- sues of the body (usually the earlobe) and monitoring the wound until bleeding had stopped. A lancet or surgical blade was used, but there was a lack of unifor- mity concerning the depth or length of the incisions created.

Results (Indonesian) 1:

Pendarahan kali telah dilakukan menggunakan berbagai metode sejak mereka pertama kali dikembangkan sekitar 85 tahun yang lalu. Banyak dari prosedur ini tidaklah stan-dardized, sehingga sulit untuk mereproduksi hasil atau untuk menetapkan benchmark normal berkisar. Secara historis, prosedur termasuk "menusuk" ke dalam lembut tis - menggugat tubuh (biasanya daun telinga) dan pemantauan luka sampai perdarahan sudah berhenti. Lancet atau pisau bedah yang digunakan, tapi ada kurangnya unifor - mity tentang kedalaman atau panjang sayatan dibuat.

Results (Indonesian) 2:

Kali perdarahan telah dilakukan dengan menggunakan berbagai metode karena mereka pertama kali dikembangkan sekitar 85 tahun yang lalu. Banyak prosedur ini tidak-standar dardized, sehingga sulit untuk mereproduksi hasil atau untuk menetapkan rentang referensi terpercaya normal. Secara historis, prosedur semua termasuk "menusuk" ke menggugat tis- lunak tubuh (biasanya daun telinga) dan pemantauan luka sampai pendarahan berhenti. Sebuah lancet atau pisau bedah digunakan, tapi ada kurangnya keseragaman mengenai kedalaman atau panjang sayatan dibuat.