The IRGC framework was particularly

The IRGC framework was particularly useful in conceptualizing the range of stakeholders throughout the commodity system, as well as the range of positions that any one group may or may not have with respect to raw milk soft cheese governance. It is possible that each stakeholder group may devise a very different range of governance options not otherwise considered. Moreover, it opens up the possibility to question the ethics of any one decision. The use of the model also draws our attention to how little is known about risk decision-making at the regulatory level! The IRGC framework sheds light on what we believe may be a set of entrenched organizational dynamics. At the federal level these dynamics appear to lack foresight and reflexivity, as well as institutional memory. As a consequence, it is unclear why such a strict reactionary standard was created for Lm in raw milk soft cheese (aside from reaction to raw milk outbreaks), and how this standard was justified (i.e., if Lm is ubiquitous, how it could be determined to be an adulterant?). Understanding how and why these decisions were made is one step in the process of developing efficient and effective statutory and regulatory standards. Another advantage of the IRGC framework is that it makes risk governance more transparent. It forced us to conceptualize risk management options not currently employed, identify inconsistencies across regulations and risk management procedures, identify uncertainty in risk assessment and risk perception data, incorporate social science and public perception into risk management, to identify contentious issues surrounding raw milk soft cheese, identify stakeholders, and provide an understanding of different stakeholder views.

Results (Indonesian) 2:

Kerangka IRGC itu sangat berguna dalam konseptualisasi berbagai pemangku kepentingan di seluruh sistem komoditas, serta berbagai posisi yang salah satu kelompok mungkin atau mungkin tidak memiliki sehubungan dengan susu mentah keju lembut pemerintahan. Ada kemungkinan bahwa setiap kelompok pemangku kepentingan dapat merancang rentang yang sangat berbeda dari pilihan pemerintahan tidak dianggap. Selain itu, membuka kemungkinan untuk mempertanyakan etika salah satu keputusan. Penggunaan model ini juga menarik perhatian kita untuk betapa sedikit yang diketahui tentang risiko pengambilan keputusan di tingkat peraturan! Kerangka IRGC menyoroti apa yang kami percaya mungkin satu set dinamika organisasi mengakar. Di tingkat federal dinamika ini tampaknya kurang pandangan ke depan dan refleksivitas, serta memori institusional. Akibatnya, tidak jelas mengapa seperti standar reaksioner yang ketat diciptakan untuk Lm di susu mentah keju lembut (selain dari reaksi terhadap wabah susu mentah), dan bagaimana standar ini dibenarkan (yaitu, jika Lm mana-mana, bagaimana bisa bertekad untuk menjadi adulterant?). Memahami bagaimana dan mengapa keputusan ini dibuat merupakan salah satu langkah dalam proses pengembangan standar hukum dan peraturan yang efisien dan efektif. Keuntungan lain dari kerangka IRGC adalah membuat tata kelola risiko lebih transparan. Ini memaksa kita untuk konsep pilihan manajemen risiko saat ini tidak bekerja, mengidentifikasi inkonsistensi di peraturan dan prosedur manajemen risiko, mengidentifikasi ketidakpastian dalam penilaian risiko dan data persepsi risiko, menggabungkan ilmu sosial dan persepsi publik dalam manajemen risiko, untuk mengidentifikasi isu-isu seputar susu mentah keju lembut , mengidentifikasi pemangku kepentingan, dan memberikan pemahaman tentang pandangan pemangku kepentingan yang berbeda.