While humans are capable of abstrac

While humans are capable of abstract thought, philosophy, planning, language and making tools, we are part of the natural world. The idea of our separation, whether rooted in religion or misapplied concepts of evolution, is a human delusion of grandeur, which risks ever more disasters for humanity. Being part of nature we, like every other species, have unavoidable impacts on the environment. We should not dream of separation from the environment, rather work towards an interaction that will last, that is sustainable (Levins and Lewontin, 1994).

Results (Indonesian) 1:

Sementara manusia mampu abstrak pemikiran, filsafat, perencanaan, bahasa dan membuat alat-alat, kami adalah bagian dari alam. Gagasan mengenai pemisahan kami, Apakah berakar pada agama atau disalahgunakan konsep evolusi, adalah khayalan manusia keagungan, yang risiko semakin bencana kemanusiaan. Menjadi bagian dari alam kita, seperti setiap spesies lainnya, memiliki dampak yang tidak dapat dihindari pada lingkungan. Kita tidak harus bermimpi pemisahan dari lingkungan, melainkan bekerja menuju interaksi yang akan bertahan, yang berkelanjutan (Levins dan Lewontin, 1994).

Results (Indonesian) 2:

Sementara manusia mampu berpikir abstrak, filsafat, perencanaan, bahasa dan membuat alat, kita adalah bagian dari alam. Ide pemisahan kita, apakah berakar pada agama atau disalahgunakan konsep evolusi, adalah khayalan manusia keagungan, yang risiko bencana yang lebih bagi kemanusiaan. Menjadi bagian dari alam kita, seperti setiap spesies lain, memiliki dampak yang tidak dapat dihindari pada lingkungan. Kita tidak harus bermimpi pemisahan dari lingkungan, bukan bekerja menuju interaksi yang akan berlangsung, yang berkelanjutan (Levins dan Lewontin, 1994).