The major soluble carbohydrates in

The major soluble carbohydrates in lichens are sugar alcohols (polyols). These are present in the form of mannitol and, to a lesser degree, arabitol in the fungal hyphae. The green algae also produce sugar alcohols as their main photosynthetic products – for example, ribitol in the case of Trebouxia. However, the cyanobacteria seem to release glucose to the fungal partner, apparently through a glucose carrier in the cell membrane after intracellular glucans have been enzymatically degraded. It is notable that the maximum rates of nutrient release from the photobionts occur in optimal moisture conditions, whereas the photobionts retain most of their carbohydrate in conditions of water stress. On this basis it has been suggested that periodic cycles of wetting and drying might be advantageous in maintaining a lichen symbiosis, each partner gaining carbohydrate at different stages of the wetting–drying cycle.

Results (Indonesian) 1:

Karbohidrat larut utama dalam lumut yang gula alkohol (poliol). Ini hadir dalam bentuk manitol dan, pada tingkat yang lebih rendah, arabitol di hifa jamur. Ganggang hijau juga memproduksi gula alkohol sebagai produk fotosintesis utama mereka - misalnya, ribitol dalam kasus Trebouxia. Namun, cyanobacteria tampaknya melepaskan glukosa ke mitra jamur, tampaknya melalui operator glukosa dalam membran sel setelah glukan intraseluler telah enzimatis terdegradasi. Perlu dicatat bahwa tingkat maksimum rilis nutrisi dari photobionts terjadi pada kondisi kelembaban optimal, sedangkan photobionts mempertahankan sebagian besar karbohidrat mereka dalam kondisi stres air. Atas dasar ini telah menyarankan bahwa siklus periodik pembasahan dan pengeringan mungkin menguntungkan dalam menjaga simbiosis lumut,

Results (Indonesian) 2:

Karbohidrat larut besar di lichens adalah gula alkohol (polyols). Ini hadir dalam bentuk manitol dan, untuk tingkat yang lebih rendah, arabitol dalam jamur hyphae. Alga hijau juga menghasilkan gula alkohol sebagai produk fotosintetik utama mereka-misalnya, ribitol dalam kasus Trebouxia. Namun, sianbacteria tampaknya melepaskan glukosa ke mitra jamur, rupanya melalui pembawa glukosa dalam membran sel setelah glucans intraseluler telah terdegradasi enzimatik. Hal ini penting bahwa tingkat maksimum rilis nutrisi dari photobionts terjadi dalam kondisi kelembaban yang optimal, sedangkan photobionts mempertahankan sebagian besar karbohidrat mereka dalam kondisi air stres. Atas dasar ini telah diusulkan bahwa siklus periodik pembasahan dan pengeringan mungkin menguntungkan dalam mempertahankan simbiosis Lichen, masing-masing mitra mendapatkan karbohidrat pada berbagai tahap pembasahan-siklus pengeringan.