The existing literature in this are

The existing literature in this area reports that spatial change can indeed be used tofacilitate corporate cultural change (for additional information see Skogland andHansen 2017). However, typically past research has focused on performance metricsor individual well-being (MacNaughton et al. 2015; Mulville et al. 2016) rather thanmore systemic organisational cultural issues. We see this as being a prime area forfuture, more in depth research on positive organisational culture.

Results (Indonesian) 1:

Literatur yang ada di daerah laporan ini bahwa perubahan tata ruang memang bisa digunakan untuk
memfasilitasi perubahan budaya perusahaan (untuk informasi tambahan lihat Skogland dan
Hansen 2017). Namun, biasanya penelitian terakhir telah berfokus pada metrik kinerja
atau kesejahteraan individu (MacNaughton et al 2015;.. Mulville et al 2016) bukan
masalah budaya lebih sistemik organisasi. Kami melihat ini sebagai area utama untuk
masa depan, lebih dalam penelitian mendalam tentang budaya organisasi yang positif.

Results (Indonesian) 2:

Literatur yang ada di daerah ini melaporkan bahwa perubahan spasial memang dapat digunakan untuk
memfasilitasi perubahan budaya perusahaan (untuk informasi tambahan Lihat Skogland dan
Hansen 2017). Namun, biasanya penelitian sebelumnya telah difokuskan pada metrik kinerja
atau kesejahteraan individu (MacNaughton et al. 2015; Mulville et al. 2016) daripada
masalah budaya organisasi yang lebih sistemik. Kita melihat ini sebagai area utama untuk
masa depan, lebih mendalam penelitian tentang budaya organisasi positif.