Eliza's first lesson is very discon

Eliza's first lesson is very disconcerting for her. She sits in
Higgins laboratory as Higgins paces in front of her. She begins
reciting her alphabet with a strong accent. Higgins stops her
and asks her to say cup of tea. She obliges, and he suggests
the proper placement for her tongue to produce better
pronunciation. She gets it right on her next try. Higgins's
rather intense lesson is characterized by exaggerated insults,
compliments, and threats, and Eliza begins to weep. He tells her
to leave and practice with Mrs. Pearce. Her lessons continue in
this fashion for months before her first practice round in
London society.

Results (Indonesian) 1:

Eliza di pelajaran pertama sangat membingungkan untuknya. Dia duduk
Higgins laboratorium sebagai Higgins langkah depannya. Dia mulai
melafalkan nya alfabet dengan aksen yang kuat. Higgins berhenti padanya
dan meminta dia berkata secangkir teh. Dia mewajibkan, dan ia menyarankan
penempatan yang tepat untuk lidahnya untuk menghasilkan lebih baik
pengucapan. Dia mendapatkannya tepat di coba nya berikutnya. Higgins's
pelajaran yang cukup intens yang bercirikan berlebihan penghinaan,
pujian, dan ancaman, dan Eliza mulai menangis. Ia mengatakan
untuk meninggalkan dan praktek dengan ibu Pearce. Melanjutkan pelajaran nya di
mode ini selama berbulan-bulan sebelum prakteknya pertama putaran di
London masyarakat.

Results (Indonesian) 2:

Pelajaran pertama Eliza sangat membingungkan baginya. Dia duduk di
Higgins laboratorium sebagai Higgins mondar-mandir di depannya. Dia mulai
membaca alfabet dia dengan aksen yang kuat. Higgins berhenti padanya
dan meminta dia untuk mengatakan secangkir teh. Dia mewajibkan, dan ia menyarankan
penempatan yang tepat untuk lidahnya untuk menghasilkan yang lebih baik
pengucapan. Dia mendapatkannya benar pada percobaan berikutnya. Higgins
pelajaran lebih intens ditandai dengan penghinaan berlebihan,
pujian, dan ancaman, dan Eliza mulai menangis. Dia mengatakan padanya
untuk pergi dan berlatih dengan Mrs Pearce. Pelajarannya melanjutkan
cara ini selama berbulan-bulan sebelum babak latihan pertamanya di
masyarakat London.