The results of this study are subje

The results of this study are subject to certain limitations that need to be considered. In the study, the first step is to understand the DFH and FI elements using past literature and the need to testing the validity and reliability of the DFH and FI constructs continually as the model of DFH is still not fully developed particularly in Malaysia. Determining and understanding the determinants of food heritages without a doubt will directly benefit many parties, for example, government authority such as Ministry of Tourism and Culture, state government agencies and non-governmental organizations (NGO). Determinants framework that have been obtained from this study, besides creating the foundation and practical guidelines, also aid in developing standard mechanisms or standardized tools for certification and endorsement of food heritage that can be used by all parties. It will also help the relevant authorities’ in creating preservation of food culture and documentation for future reference. Md. Ramli, A., et.al. / 6th AicE-Bs2015Barcelona, Spain, 30 Aug.- 04 Sep. 2015 / E-BPJ, Maiden Issue, 1(1) June 2016 (pp.207-216) 215 Several limitations have been recognized in this study. One of them is that the sample size for each ethnic is not an equal ratio, which means that the findings may only be generalized to the entire population in Klang Valley area. Therefore, interpretation and generalization of the findings DFH and FI must be done with caution. It is suggested for future studies to examine public respondents from each state to represent the Malaysian context and to use a different sampling method that may complement this study. The paper suggests that future research, specifically in the field of sociology and tourism, studies the social interaction pattern in the local food and culinary culture, which would be a beneficial contribution towards a more comprehensive sustainable tourism development for the country.

Results (Indonesian) 1:

Hasil penelitian ini tunduk pada batasan-batasan tertentu yang perlu dipertimbangkan. Dalam studi tersebut, langkah pertama adalah untuk memahami DFH dan elemen FI menggunakan literatur masa lalu dan kebutuhan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari DFH dan FI konstruksi terus sebagai model DFH masih belum sepenuhnya dikembangkan khususnya di Malaysia. Menentukan dan memahami faktor-faktor penentu warisan makanan tanpa ragu langsung akan menguntungkan banyak pihak, misalnya, otoritas pemerintah seperti Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan, instansi pemerintah negara dan organisasi non-pemerintah (LSM). Kerangka penentu yang telah diperoleh dari penelitian ini, selain menciptakan dasar dan praktis pedoman, juga membantu dalam mengembangkan mekanisme standar atau alat standar untuk sertifikasi dan pengesahan warisan makanan yang dapat digunakan oleh semua pihak. Ini juga akan membantu pihak yang berwenang dalam menciptakan pelestarian budaya makanan dan dokumentasi untuk referensi di masa mendatang.


Md. Ramli, A., et.al. / 6 AEKI-Bs2015Barcelona, Spanyol, 30 Aug.- 4 September 2015 / E-BPJ, Maiden Issue, 1 (1) Juni 2016 (pp.207-216)
215
Beberapa keterbatasan telah diakui dalam penelitian ini. Salah satunya adalah bahwa ukuran sampel untuk setiap etnis bukan merupakan rasio yang sama, yang berarti bahwa temuan hanya dapat digeneralisasi untuk seluruh penduduk di daerah Klang Valley. Oleh karena itu, interpretasi dan generalisasi dari temuan DFH dan FI harus dilakukan dengan hati-hati. Disarankan untuk studi masa depan untuk memeriksa responden masyarakat dari masing-masing negara untuk mewakili konteks Malaysia dan menggunakan metode sampling yang berbeda yang dapat melengkapi penelitian ini. Makalah ini menunjukkan bahwa penelitian masa depan, khususnya di bidang sosiologi dan pariwisata, studi pola interaksi sosial di makanan lokal dan budaya kuliner, yang akan menjadi kontribusi yang bermanfaat terhadap pembangunan pariwisata berkelanjutan yang lebih komprehensif bagi negara.

Results (Indonesian) 2:

Hasil studi ini tunduk pada keterbatasan tertentu yang perlu dipertimbangkan. Dalam penelitian ini, langkah pertama adalah untuk memahami elemen DFH dan FI menggunakan literatur masa lalu dan kebutuhan untuk menguji validitas dan keandalan dari DFH dan FI konstruksi terus menerus sebagai model DFH masih belum sepenuhnya dikembangkan terutama di Malaysia. Menentukan dan memahami determinan makanan tanpa keraguan akan secara langsung menguntungkan banyak pihak, misalnya, otoritas pemerintah seperti Kementerian Pariwisata dan kebudayaan, lembaga pemerintah negara bagian dan organisasi non-pemerintah (LSM). Determinan kerangka yang telah diperoleh dari penelitian ini, selain menciptakan landasan dan pedoman praktis, juga membantu dalam mengembangkan mekanisme standar atau alat standar untuk sertifikasi dan dukungan dari warisan makanan yang dapat digunakan oleh semua pihak. Ini juga akan membantu otoritas yang relevan ' dalam menciptakan pelestarian budaya makanan dan dokumentasi untuk referensi di masa mendatang.

MD. Ramli, A., et.al. /6th AicE-Bs2015Barcelona, Spain, 30 Agustus-04 Sep. 2015/E-BPJ, perawan terbitan, 1 (1) June 2016 (PP. 207-216)
215
Beberapa keterbatasan telah diakui dalam studi ini. Salah satunya adalah bahwa ukuran sampel untuk setiap etnis bukanlah rasio yang sama, yang berarti bahwa temuan hanya dapat digeneralisasikan kepada seluruh penduduk di daerah Lembah Klang. Oleh karena itu, interpretasi dan generalisasi dari temuan DFH dan FI harus dilakukan dengan hati-hati. Hal ini disarankan untuk studi masa depan untuk memeriksa responden publik dari setiap negara untuk mewakili konteks Malaysia dan menggunakan metode sampling yang berbeda yang dapat melengkapi studi ini. Makalah ini menunjukkan bahwa penelitian di masa depan, khususnya di bidang sosiologi dan pariwisata, mempelajari pola interaksi sosial dalam makanan lokal dan budaya kuliner, yang akan menjadi kontribusi yang bermanfaat menuju pembangunan pariwisata berkelanjutan lebih komprehensif bagi negara.