Lifestyle-related diseases, such as

Lifestyle-related diseases, such as obesity, hyperlipidemia,
atherosclerosis, type 2 diabetes and hypertension,
are widespread and increasingly prevalent in industrialized
countries. Accompanied by the rapid increase in the number
of elderly people, this becomes a medical and a socioeconomic
issue. A clustering of metabolic disorders (in
particular abdominal obesity, hypertriglyceridemia, a low
level of high-density-lipoprotein (HDL)-cholesterol, hypertension
and high fasting-glucose level) in an individual,
defined as metabolic syndrome, is known to increase cardiovascular
morbidity and mortality [1]. Although the
pathogenesis of metabolic syndrome is complicated and
precise details of the underlying mechanisms are not
known, it has been suggested that the quality of dietary lipids
may be an important modulator in terms of the risks
associated with this syndrome [2]. Animal studies and clinical
trials have revealed different effects of individual bioactive
lipids, such as n3 polyunsaturated fatty acids,
conjugated fatty acids, sterols, medium-chain fatty acids,
diacylglycerols, and phospholipids (Fig. 1).

Results (Indonesian) 1:

Gaya hidup yang berhubungan dengan penyakit, misalnya obesitas, hiperlipidemia,aterosklerosis, diabetes tipe 2 dan hipertensi,yang luas dan semakin lazim dalam industrinegara. Disertai dengan peningkatan pesat dalam nomororang tua, ini menjadi medis dan sosio-ekonomimasalah. Pengelompokan gangguan metabolik (dalamobesitas abdomen tertentu, hipertrigliseridemia, rendahtingkat tinggi-density-lipoprotein (HDL)-kolesterol, hipertensidan tinggi kadar glukosa puasa) dalam individu,didefinisikan sebagai sindrom metabolik, dikenal untuk meningkatkan kardiovaskularmorbiditas dan mortalitas [1]. Meskipunpatogenesis sindrom metabolik rumit danrincian tepat dari mekanisme yang mendasari tidakdikenal, telah diusulkan bahwa kualitas Diet lipidmungkin modulator penting dalam hal risikoterkait dengan sindrom ini [2]. Studi hewan dan klinispercobaan telah menunjukkan efek yang berbeda dari individu bioaktiflipid, seperti asam lemak tak jenuh ganda n3,terkonjugasi asam lemak sterol, asam lemak rantai menengah,diacylglycerols, dan fosfolipid (Fig. 1).

Results (Indonesian) 2:

Penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti obesitas, hiperlipidemia,
aterosklerosis, diabetes tipe 2 dan hipertensi,
tersebar luas dan semakin lazim di industri
negara. Disertai dengan peningkatan pesat dalam jumlah
orang lanjut usia, ini menjadi sebuah sosial ekonomi medis dan
masalah. Sebuah pengelompokan gangguan metabolisme (dalam
obesitas khususnya perut, hipertrigliseridemia, rendah
tingkat high-density-lipoprotein (HDL) -cholesterol, hipertensi
dan tingkat puasa-glukosa yang tinggi) dalam individu,
yang didefinisikan sebagai sindrom metabolik, yang dikenal untuk meningkatkan kardiovaskular
morbiditas dan mortalitas [1]. Meskipun
patogenesis sindrom metabolik rumit dan
rincian tepat dari mekanisme yang mendasari tidak
diketahui, telah menyarankan bahwa kualitas lipid
mungkin merupakan modulator penting dalam hal risiko
yang terkait dengan sindrom ini [2]. Penelitian pada hewan dan klinis
percobaan telah menunjukkan efek yang berbeda dari bioaktif individu
lipid, seperti asam n3 polyunsaturated fatty,
asam lemak terkonjugasi, sterol, asam menengah lemak rantai,
diacylglycerols, dan fosfolipid (Gbr. 1).