Tönnies prefaces his biography of M

Tönnies prefaces his biography of Marx with a quote from Franz Staudinger, a champion not of proletarian dictatorship but of consumer cooperatives, who observed that Marx's contention that the history of all existing society was the history of class struggle confused differing forms of struggle (Tönnies, 1920: 6). Tönnies furthermore writes that though Marx had set pride in 'definitively surpassing utopian fantasy', his view of the world 'heated and confused the minds of the unclear and immature', and though Marx had been devoted 'to the purest and most rigorous pursuit of knowledge', his vision remained coloured by the 'ardour and confusion of his own youth' (1920: x). Tönnies also unsparingly criticizes Marx's appreciation of the readiness of the European and particularly German proletariat to engage in revolution. His high opin- ion of Marx as an economist and sociologist is kept in balance with his scepticism regarding Marx as a prophet.

Results (Indonesian) 1:

Tönnies mengawali biografinya Marx dengan mengutip dari Franz Staudinger, juara bukan kediktatoran proletar tetapi konsumen koperasi, yang mengamati bahwa Marx pertengkaran sejarah masyarakat yang ada semua itu sejarah perjuangan kelas bingung bentuk-bentuk yang berbeda dari perjuangan (Tönnies, 1920:6). Tönnies Selain itu menulis bahwa meskipun Marx telah menetapkan kebanggaan dalam 'pasti melebihi fantasi Utopia', pandangan dunia 'dipanaskan dan bingung pikiran jelas dan belum matang', dan meskipun Marx telah setia 'untuk paling murni dan paling ketat mengejar pengetahuan', visi tetap berwarna oleh 'ardour dan kebingungan mudanya' (1920: x). Tönnies juga unsparingly mengkritik Marx apresiasi kesiapan proletar terutama Jerman dan Eropa untuk terlibat dalam revolusi. Nya tinggi opin-ion Marx sebagai ekonom dan sosiolog disimpan dalam keseimbangan dengan nya skeptis mengenai Marx sebagai seorang nabi.

Results (Indonesian) 2:

Tönnies prefaces biografinya dari Marx dengan kutipan dari Franz Staudinger, juara bukan kediktatoran proletariat tetapi koperasi konsumen, yang mengamati bahwa anggapan Marx bahwa sejarah semua masyarakat yang ada adalah sejarah perjuangan kelas bingung bentuk perjuangan yang berbeda (Tönnies, 1920: 6). Tönnies selanjutnya menulis bahwa meskipun Marx telah menetapkan bangga 'pasti melebihi utopis fantasi', pandangannya tentang dunia 'dipanaskan dan bingung pikiran yang tidak jelas dan belum dewasa', dan meskipun Marx telah dikhususkan 'untuk mengejar murni dan paling ketat dari pengetahuan ', visinya tetap diwarnai oleh' semangat dan kebingungan pemuda sendiri '(1920: x). Tönnies juga unsparingly mengkritik apresiasi Marx tentang kesiapan kaum proletar Eropa dan khususnya Jerman untuk terlibat dalam revolusi. ion opin- yang tinggi dari Marx sebagai seorang ekonom dan sosiolog tetap seimbang dengan skeptisisme nya mengenai Marx sebagai seorang nabi.