Regardless of this, the degree of o

Regardless of this, the degree of obedience among NU followers in Madura to NU kiais and the NU itself is high so that the NU can be considered as ‘religion’ of the Madurese. There is a popular anecdote that illustrates the strong connection between the Madurese and the NU. It is said that the late Abdurrahman Wahid (Gus Dur, a former chairman of the NU and President of Indonesia) once visited Madura. A Madurese person proudly told Gus Dur that 99 per cent of Madurese people are Muslims, while only one per cent are Muhammadiyah followers. The story, despite its exaggeration, indicates that even today the rejection of Muhammadiyah -and also of
reformed and modern Islam- by madurese is evident. It signifies a strong acknowledgement of the NU in Madura. The NU in Madura, is basiclly moderate and has been triumphant in establishing political moderation. It also indicates a high degree of accommodation and adaptation.

Results (Indonesian) 1:

Terlepas dari ini, tingkat ketaatan antara NU pengikut di Madura NU kiais dan NU itu sendiri tinggi sehingga NU dapat dianggap sebagai 'agama' dari orang Madura. Ada anekdot populer yang menggambarkan hubungan yang kuat antara orang Madura dan NU. Dikatakan bahwa akhir Abdurrahman Wahid (Gus Dur, mantan Ketua NU dan Presiden Indonesia) setelah mengunjungi Madura. Orang Madura yang dengan bangga mengatakan Gus Dur 99 persen orang-orang Madura yang Muslim, sementara hanya satu persen Muhammadiyah pengikut. Cerita, meskipun yang berlebihan, menunjukkan bahwa bahkan hari penolakan terhadap Muhammadiyah- dan juga dariReformasi dan modern Islam-oleh orang Madura jelas. Ini menandakan pengakuan kuat Nu di Madura. NU di Madura, basiclly moderat dan telah kemenangan dalam pendirian politik moderasi. Hal ini juga menunjukkan tingkat tinggi akomodasi dan adaptasi.

Results (Indonesian) 2:

Terlepas dari ini, tingkat kepatuhan di antara warga NU di Madura untuk NU kiai dan NU sendiri adalah tinggi sehingga NU dapat dianggap sebagai 'agama' dari orang Madura. Ada anekdot populer yang menggambarkan hubungan yang kuat antara Madura dan NU. Dikatakan bahwa almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur, mantan ketua NU dan Presiden Indonesia) pernah mengunjungi Madura. Seseorang Madura bangga mengatakan kepada Gus Dur bahwa 99 persen dari orang Madura adalah Muslim, sementara hanya satu persen adalah pengikut Muhammadiyah. Cerita, meskipun berlebihan yang, menunjukkan bahwa bahkan hari ini penolakan Muhammadiyah -dan juga
direformasi dan modern Islam-oleh madura jelas. Ini menandakan pengakuan yang kuat dari NU di Madura. NU di Madura, adalah basiclly sedang dan telah menang dalam membangun moderasi politik. Hal ini juga menunjukkan tingkat tinggi akomodasi dan adaptasi.