The Tradition of “TepungTawar” in S

The Tradition of “TepungTawar” in South Sumatera The cultural practice of TepungTawar is still commonly used by the people of South Sumatra as a form of conflict resolution, marriage ceremonies, and clearance of goods, whether conducted individually, or in groups, inter-individual or among groups. In the traditional marriage ceremony, the practice of “TepungTawar” which is carried out after mandikasai, involves the wedding couple to be smeared with flour on half of their bodies as a symbol of harmony in their marriage.

Results (Indonesian) 1:

Tradisi "TepungTawar" di Sumatera Selatan praktek budaya TepungTawar umumnya masih digunakan oleh orang-orang Sumatera Selatan sebagai bentuk penyelesaian konflik, upacara perkawinan dan clearance barang, Apakah dilakukan secara individu atau dalam kelompok-kelompok, Antar individu atau di antara kelompok. Dalam upacara pernikahan tradisional, praktek "TepungTawar" yang dilakukan setelah mandikasai, melibatkan pasangan pernikahan diolesi dengan tepung pada setengah dari tubuh mereka sebagai simbol keselarasan dalam perkawinan mereka.

Results (Indonesian) 2:

Tradisi "TepungTawar" di Sumatera Selatan Praktek budaya TepungTawar masih umum digunakan oleh orang-orang dari Sumatera Selatan sebagai bentuk resolusi konflik, upacara pernikahan, dan clearance barang, baik yang dilakukan secara individu, maupun kelompok, antar-individu atau di antara kelompok-kelompok. Dalam upacara pernikahan tradisional, praktek "TepungTawar" yang dilakukan setelah mandikasai, melibatkan pasangan pengantin yang akan diolesi dengan tepung pada setengah dari tubuh mereka sebagai simbol kerukunan dalam pernikahan mereka.