SUBJECTIVE WELL-BEING DESCRIPTION O

SUBJECTIVE WELL-BEING DESCRIPTION OF PATIENTS WITH
CHRONIC KIDNEY DISEASE UNDERGOING HEMODIALYSIS
Rr. Setyawati
Psychology Faculty, University of Muhammadiyah Purwokerto, Indonesia
ABSTRACT
The purpose of this study described of subjective well-being in chronic
kidney disease patients undergoing hemodialysis. The design of this study used
descriptive qualitative research. Observational and interview data collected used
a tape recorder, paper and pens. The sampling strategy used was a purposive
sampling method. The sample was five patients with chronic kidney disease
undergoing hemodialysis in hemodialysis installation RSUD Banyumas. They
were selected based on hemodialysis time which varied from 1 year, 3 years and 5
years. The results of the study are: 1) Subjective well-being achieved by the
subjects who were able to give positive meaning to the process of hemodialysis,
they still have happiness feeling and able to manage negative feelings that arise.
2) Negative impact experienced by the hemodialysis patients in form of anger,
sadness, hopeless, bored, annoyed, and worried. 3) The positive effects
experienced were happiness, pleasure, gratefulness and optimistic. 4) The
subjects gave varied emotional assessment of the condition they were
experienced. Those were influenced by their education, ages, personalities,
religions and marital conditions.

Results (Indonesian) 1:

DESKRIPSI SUBJEKTIF KESEJAHTERAAN PASIEN DENGANHEMODIALISIS MENGALAMI PENYAKIT GINJAL KRONISRR. SetyawatiFakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto, IndonesiaABSTRAKTujuan dari studi ini dijelaskan kesejahteraan subjektif dalam kronispenyakit ginjal pasien menjalani hemodialisis. Desain dari studi ini digunakanpenelitian kualitatif deskriptif. Data pengamatan dan wawancara yang dikumpulkan digunakanperekam kaset, kertas dan pena. Strategi sampling yang digunakan adalah purposivemetode sampling. Sampel adalah lima pasien dengan penyakit ginjal kronismenjalani hemodialisis hemodialisis instalasi RSUD Banyumas. Merekadipilih berdasarkan waktu hemodialisis yang bervariasi dari 1 tahun, 3 tahun dan 5tahun. Hasil studi: 1) subjektif kesejahteraan dicapai olehsubyek yang mampu memberi makna positif proses hemodialisis,mereka masih memiliki kebahagiaan perasaan dan mampu mengelola perasaan negatif yang timbul.2) dampak negatif yang dialami oleh pasien hemodialisis dalam bentuk kemarahan,kesedihan, putus asa, bosan, jengkel, dan khawatir. 3) efek positifberpengalaman adalah kebahagiaan, kesenangan, syukur dan optimis. 4)subyek memberikan beragam emosional penilaian kondisi merekaberpengalaman. Mereka dipengaruhi oleh pendidikan mereka, usia, kepribadian,agama dan perkawinan kondisi.

Results (Indonesian) 2:

Kesejahteraan subjektif Uraian PASIEN
KRONIS GINJAL PENYAKIT menjalani hemodialisis
Rr. Setyawati
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Indonesia
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini dijelaskan tentang kesejahteraan subjektif di kronis
pasien penyakit ginjal yang menjalani hemodialisis. Desain penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif kualitatif. Pengamatan dan wawancara data yang dikumpulkan digunakan
tape recorder, kertas dan pena. Strategi sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Sampel lima pasien dengan penyakit ginjal kronis
yang menjalani hemodialisis di instalasi hemodialisis RSUD Banyumas. Mereka
dipilih berdasarkan waktu hemodialisis yang bervariasi dari 1 tahun, 3 tahun dan 5
tahun. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) kesejahteraan subjektif dicapai oleh
subyek yang mampu memberikan arti positif untuk proses hemodialisis,
mereka masih memiliki kebahagiaan perasaan dan mampu mengelola perasaan negatif yang timbul.
2) Dampak negatif yang dialami oleh pasien hemodialisis dalam bentuk kemarahan,
kesedihan, putus asa, bosan, jengkel, dan khawatir. 3) Efek positif
mengalami yang kebahagiaan, kesenangan, terima kasih dan optimis. 4)
mata pelajaran memberi penilaian emosional bervariasi dari kondisi mereka
alami. Mereka dipengaruhi oleh adanya pendidikan, usia, kepribadian,
agama dan kondisi perkawinan.