The archetype of law is then a mora

The archetype of law is then a moral idea which is both embodied within established practices, and an immanent critique of those practices. If our moral understanding is to be seen as real, Simmonds argues, it must exhibit this duality: ‘it must be bound up with our grasp of the commonplace world, forming part of the realm of socially sustained knowledge that renders us mutually intelligible. The structures of meaning and value that are involved here are inhabited before they are reflected upon’. In this way, our practice ‘opens itself to transformation through the very forms of moral perception that it creates’.

Results (Indonesian) 1:

Pola dasar dari hukum ini kemudian ide moral yang baik terwujud dalam praktek-praktek, dan kritik imanen praktek-praktek tersebut. Jika pemahaman moral kita harus dilihat sebagai nyata, Simmonds berpendapat, itu harus menunjukkan dualitas ini: ' itu harus terikat dengan kami pegang dunia biasa, membentuk bagian dari bidang pengetahuan sosial berkelanjutan yang merender kita saling dimengerti. Struktur makna dan nilai yang terlibat di sini dihuni sebelum dapat tercermin pada '. Dengan cara ini, praktik kami 'membuka sendiri transformasi melalui bentuk-bentuk yang sangat persepsi moral yang menciptakan'.

Results (Indonesian) 2:

Pola dasar hukum ini kemudian ide moral yang yang baik diwujudkan dalam praktek didirikan, dan kritik imanen dari praktek-praktek. Jika pemahaman moral kita harus dilihat sebagai nyata, Simmonds berpendapat, itu harus menunjukkan dualitas ini: 'itu harus terikat dengan pemahaman kita tentang dunia biasa, membentuk bagian dari ranah pengetahuan berkelanjutan sosial yang membuat kita saling dimengerti. Struktur makna dan nilai yang terlibat di sini dihuni sebelum mereka direfleksikan '. Dengan cara ini, latihan kita 'membuka diri untuk transformasi melalui sangat bentuk persepsi moral yang menciptakan'.