Inconsistent adherence to policies

Inconsistent adherence to policies for administering antibiotic prophylaxis
are reported (Pedersen 1996; Huskins 2001; Mah 2001 )
but simple quality improvementmethods have been demonstrated
to improve adherence with overall and timely administration of
prophylaxis and reduce the infection rate (Weinberg 2001). It was
also shown in this study that a program that introduced a policy
of universal prophylaxis for all women undergoing a cesarean section
was more effective than one that required the obstetrician to
decide whether a woman was high risk and mandated prophylaxis
only for the high-risk women. In a recent prospective cohort study
from a high risk obstetrical unit in New York state, absence of antibiotic
prophylaxis was identified by multiple logistic regression
analysis as being independently associated with surgical site infection
after cesarean section for both high risk women (RR 1.7; 95%
CI 1.1-2.5) and low risk women (RR 2.1; 95% CI 1.3-3.3) and
was identified as one of two modifiable factors (the other being
fewer prenatal visits) (Killian 2001).

Results (Indonesian) 1:

Konsisten kepatuhan terhadap kebijakan untuk mengelola profilaksis antibiotikyang dilaporkan (Pedersen 1996; Huskins tahun 2001; Mah 2001)tapi sederhana kualitas improvementmethods telah menunjukkanuntuk meningkatkan kepatuhan dengan administrasi secara keseluruhan dan tepat waktuprofilaksis dan mengurangi tingkat infeksi (Weinberg 2001). Itujuga ditampilkan dalam belajar bahwa sebuah program yang memperkenalkan kebijakandari profilaksis universal untuk semua wanita yang menjalani Caesarlebih efektif daripada yang diperlukan dokter kandungan untukmemutuskan apakah seorang wanita adalah risiko tinggi dan mandat profilaksishanya untuk perempuan yang berisiko tinggi. Dalam studi prospektif kohort barudari unit Obstetri risiko tinggi di New York state, tidak adanya antibiotikprofilaksis diidentifikasi oleh multiple regresi logistikAnalisis sebagai independen dikaitkan dengan infeksi situs bedahsetelah Caesar untuk kedua risiko tinggi wanita (RR 1.7; 95%CI 1.1-2,5) dan risiko rendah perempuan (RR 2.1; 95% CI 1.3-3,3) dandiidentifikasi sebagai salah satu dari dua faktor dimodifikasi (yang lainnya adalahKunjungan prenatal lebih sedikit) (Killian 2001).

Results (Indonesian) 2:

Kepatuhan konsisten dengan kebijakan untuk mengelola profilaksis antibiotik
dilaporkan (Pedersen 1996; Huskins 2001; Mah 2001)
tapi improvementmethods kualitas sederhana telah dibuktikan
untuk meningkatkan kepatuhan dengan administrasi secara keseluruhan dan tepat waktu
profilaksis dan mengurangi tingkat infeksi (Weinberg 2001). Hal itu
juga ditunjukkan dalam penelitian ini bahwa program yang memperkenalkan kebijakan
profilaksis universal untuk semua wanita yang menjalani operasi caesar
lebih efektif daripada yang diperlukan dokter kandungan untuk
memutuskan apakah seorang wanita itu berisiko tinggi dan diamanatkan profilaksis
hanya untuk berisiko tinggi perempuan. Dalam sebuah penelitian kohort prospektif terbaru
dari unit kandungan berisiko tinggi di negara bagian New York, tidak adanya antibiotik
profilaksis diidentifikasi dengan regresi logistik ganda
analisis sebagai yang independen terkait dengan infeksi situs bedah
setelah operasi caesar untuk perempuan berisiko tinggi (RR 1,7; 95%
CI 1,1-2,5) dan perempuan berisiko rendah (RR 2,1; 95% CI 1,3-3,3) dan
diidentifikasi sebagai salah satu dari dua faktor yang dapat dimodifikasi (yang lainnya adalah
lebih sedikit kunjungan prenatal) (Killian 2001).