The main drawback of this approach

The main drawback of this approach lies in its robust violation of the requirement
that a reduction of income of anyone below the poverty line-given
everything else-must increase the poverty measure to be used (the "monotonicity
axiom" in Sen (1976a)). A person below the poverty line may still be
among the relatively richer in the censured distribution of income with an
income above the mean and the median of that distribution. A reduction of his
income will in an obvious sense reduce the extent of inequality in the censured
distribution, but in an equally obvious sense the community must now be
having more-not less-poverty. So the simplicity of the formulae used by
Takayama (1978) and Hamada & Takayama (1977) is achieved at some real
cost, viz. failing to establish a monotonic relation between the poverty measure
and vector-dominance of deprivation of the poor.

Results (Indonesian) 1:

Kelemahan utama dari pendekatan ini terletak pada pelanggaran yang kuat terhadap persyaratanbahwa penurunan pendapatan dari siapa pun di bawah garis kemiskinan diberikansegala sesuatu yang lain-harus meningkatkan ukuran kemiskinan harus digunakan ("monotonicityAksioma"dalam Sen (1976a)). Orang di bawah garis kemiskinan masih mungkindi antara yang relatif lebih kaya dalam distribusi pendapatan dengan censuredpendapatan di atas mean dan median distribusi itu. Pengurangan nyapendapatan akan dalam pengertian jelas mengurangi tingkat ketidaksetaraan di dikecamdistribusi, tetapi dalam arti yang sama jelas masyarakat harusmemiliki lebih-tidak kurang-kemiskinan. Jadi kesederhanaan formula digunakan olehTakayama (1978) dan Hamada & Takayama (1977) dicapai di realbiaya, yakni gagal untuk mendirikan monotonic hubungan antara kemiskinan mengukurdan vektor-dominasi kekurangan dari miskin.

Results (Indonesian) 2:

Kelemahan utama dari pendekatan ini terletak pada pelanggaran yang kuat atas persyaratan
bahwa pengurangan pendapatan dari siapa pun di bawah kemiskinan line-diberikan
segala sesuatu yang lain-harus meningkatkan ukuran kemiskinan yang akan digunakan (yang "monotonicity
aksioma" di Sen (1976a)) . Seseorang di bawah garis kemiskinan mungkin masih
di antara yang relatif lebih kaya dalam distribusi dikecam pendapatan dengan
penghasilan di atas rata-rata dan median dari distribusi itu. Penurunan nya
pendapatan dalam pengertian yang jelas akan mengurangi tingkat ketimpangan di dikecam
distribusi, tetapi dalam arti juga jelas masyarakat sekarang harus
memiliki lebih-tidak kurang-kemiskinan. Jadi kesederhanaan formula yang digunakan oleh
Takayama (1978) dan Hamada & Takayama (1977) dicapai pada beberapa nyata
biaya, yaitu. gagal untuk membangun hubungan monoton antara ukuran kemiskinan
dan vektor-dominasi perampasan miskin.