c). Attempting to evaluate this the

c). Attempting to evaluate this theme, we may say that sin, as estrangement, includes the search for meaning and for God. Doubt towards God can be a consequence of sin. But another kind of doubt is part of the process of ‘faith seeking understanding’ and ‘understanding seeking faith’. As Tillich says: “Faith would not be faith but mystical union were it deprived of the element of doubt within it.”18 Since we have no complete ‘mystical union’, we say time and again: “Lord, I do believe; help me overcome my unbelief” (Mark 9:24). Or, perhaps the postmodern person says: “Lord, I do not know what to believe; help me overcome my estrangement”. In premodern, modern, and postmodern times it remains true that:

Results (Indonesian) 1:

c). mencoba untuk mengevaluasi tema ini, kita dapat mengatakan bahwa dosa, sebagai keterasingan, termasuk pencarian makna dan untuk Allah. Keraguan terhadap Allah dapat konsekuensi dari dosa. Tapi jenis lain dari keraguan adalah bagian dari proses 'iman mencari pemahaman' dan 'pemahaman mencari iman'. Sebagai Tillich mengatakan: "iman tidak akan iman tapi kesatuan mistik yang dirampas dari unsur keraguan di dalamnya." 18 karena kita memiliki tidak lengkap 'kesatuan mistik', kita mengatakan berulang kali: "Tuhan, aku percaya; membantu saya mengatasi ketidakpercayaan saya"(Markus 9:24). Atau, mungkin orang postmodern mengatakan: "Tuhan, saya tidak tahu apa yang harus percaya; membantu saya mengatasi keterasingan saya". Pada zaman premodern, modern, dan post-modern tetap benar bahwa:

Results (Indonesian) 2:

c). Mencoba untuk mengevaluasi tema ini, kita dapat mengatakan bahwa dosa, seperti kerenggangan, termasuk pencarian makna dan untuk Allah. Keraguan terhadap Allah dapat menjadi konsekuensi dari dosa. Tapi jenis lain dari keraguan adalah bagian dari proses 'iman yang mencari pemahaman' dan 'pemahaman mencari iman'. Sebagai Tillich mengatakan: ". Iman tidak akan beriman tetapi persatuan mistis yang itu kehilangan unsur keraguan di dalamnya" 18 Karena kita tidak memiliki lengkap 'mistis serikat', kita katakan waktu dan lagi: "Tuhan, saya percaya; membantu saya mengatasi ketidakpercayaan saya "(Markus 9:24). Atau, mungkin orang postmodern mengatakan: "Tuhan, saya tidak tahu apa yang harus percaya; membantu saya mengatasi kerenggangan saya ". Dalam pramodern, modern, dan postmodern kali tetap benar bahwa: