Results (
Indonesian) 2:
[Copy]Copied!
Di sini kita menggambarkan kasus seorang pasien (Patient 1) yang dirawat di rumah sakit untuk infark miokard non-ST-elevasi segmen. Setelah pasien menjalani revaskularisasi lengkap untuk penyakit arteri koroner tiga kapal, terapi antiplatelet ganda dengan aspirin dan ticagrelor dimulai. Dalam beberapa jam setelah pemberian ticagrelor, pasien mulai melaporkan dyspnea, terutama pada malam hari dan dalam posisi terlentang, meskipun sistolik normal dan fungsi ventrikel kiri diastolik dan fungsi paru normal. Hasil analisis gas darah arteri normal, seperti hasil dari fungsi paru yang dinilai oleh spirometri, yang dilakukan sesuai dengan standar American Thoracic Society-European Respiratory Society dan termasuk langkah-langkah dari kapasitas vital lambat, kapasitas vital paksa, dan volume ekspirasi paksa dalam 1 detik; volume paru statis; dan kapasitas menyebar dari paru-paru untuk karbon monoksida.
Satu bulan kemudian, saat berkunjung untuk bertahan dyspnea, pasien yang diamati memiliki pola abnormal pernapasan periodik, dengan bolak apnea dan hiperventilasi. Dengan demikian, pemantauan kardiorespirasi 24 jam dilakukan. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 1AFIGURE 1
Hasil dari 24-Hour Kardiorespirasi Monitoring dan Chemosensitivity untuk Karbon Dioksida di pasien 1.
(atas), pemantauan ini mengungkapkan adanya Cheyne
Being translated, please wait..