Results (
Indonesian) 2:
[Copy]Copied!
2.4 Mengurangi Data dan Visual Kompleksitas
Masalah visualisasi jaringan sosial multimodal mirip dengan "kutukan dimensi" [6], yang merupakan masalah terjadi ketika multidimensi data (tidak multimodal) diproyeksikan ke layar 2D atau 3D. Proyeksi tersebut dengan mudah menghasilkan kekacauan, distorsi, dan berikutnya kebingungan. Untuk membuat keadaan menjadi lebih buruk, memvisualisasikan jaringan sosial unimodal sering mengkonsumsi dua dimensi spasial sementara memvisualisasikan data uni-dimensi sering mengkonsumsi hanya satu dimensi ruang.
Jadi, tidak mungkin untuk secara langsung meminjam ide dari visualisasi multidimensi untuk mengatasi tantangan visualisasi jaringan multimoda . Namun, kita dapat memanfaatkan pelajaran dari pekerjaan sebelumnya untuk mengatasi kutukan dimensi. Ulasan A mengungkapkan strategi berikut:
Divide and Conquer. Berdasarkan pengelompokan masalah intosmaller komponen sampai setiap komponen cukup kecil untuk dengan mudah memecahkan, ini adalah salah satu strategi inti dalam banyak sub-disiplin dari ilmu komputer, dan prinsip yang sama telah diterapkan untuk memvisualisasikan data multidimensi. Namun, membagi dan menaklukkan hanya visualisasi asubset data pada satu waktu, membuat global pandangan sulit untuk memahami. Contohnya termasuk matriks sebar (SPLOMs) [25], grafik eksplorasi dengan gelar-dari-bunga [45], dan Worlds dalam Dunia [18].
Distortion. Untuk menampilkan gambar secara keseluruhan lebih efektif, beberapa teknik mendistorsi hubungan orthogonal antara dimensi, sehingga mendapatkan kekompakan dengan pengorbanan fi cing keakraban. Contohnya termasuk koordinat paralel [29], koordinat star [31], dan fleksibel terkait Axes (FLINA) [12].
Kompresi. Ketika jumlah data dan jumlah dimensi melampaui tingkat tertentu, informasi tersebut dapat secara drastis dikompresi menggunakan informasi meta-dimensi untuk menunjukkan gambaran pada biaya kehilangan informasi. Contohnya termasuk Analisis Principal Component [25], skala multidimensi [15], dan Scagnostics [48].
Metafora. Bila kompresi dan distorsi menyebabkan visualisasi untuk menjadi sulit untuk memahami, beberapa metafora yang mudah terdeteksi (misalnya, wajah manusia) atau dimengerti (misalnya, metafora magnet) dapat membantu pengguna menangani kompleksitas. Contohnya termasuk
Chernoff menghadapi [11] dan Debu & Magnet [50]. Salah satu pola yang menarik umum untuk strategi ini adalah trade-off antara unsur-unsur yang berbeda dari visualisasi. Jika seseorang ingin menunjukkan
lebih banyak data atau atribut baik melalui distorsi atau kompresi strategi, visualisasi yang dihasilkan menjadi visual yang kompleks. Jika seseorang ingin menurunkan kompleksitas melalui membagi dan menaklukkan strategi, jumlah data yang ditampilkan dalam satu tampilan akan menurun. Kunci
masalah mencolok keseimbangan antara dua faktor ini
Being translated, please wait..
