The integrated Islamic Socio Econom

The integrated Islamic Socio Economic view was the alternative way to look Islamic banking contribution in the real economy. The non-financial performance indicator is generated by the index from this view. This indicator was called as the sustainability index which it combine the macro and micro view of the Islamic banking. The MM financing for UMKM was proven to have a positive correlation for both ROA and POBO. Furthermore, the change of direction, from UMKM to non-UMKM was identified as one of the cause to negative learning process in the sustainability index. Hence, Islamic banking has consciously go to UMKM (with MM financing) as it has a positive impact to financial performance indicator (ROA, POBO) as well as the sustainability index.
In addition, considering the effectiveness of MMfinancing contract to social and economic contributions especially rural areas, in its capacity as the financial intermediary, the Islamic banking is strongly encouraged to penetrate and expand a larger market in the rural areas. Applying the MM financing contracts in the partnership investment especially for rural people, as the form of current or new Micro Enterprises, require a significant number of Islamic banking’s frontline agents. Furthermore, the following research is required to understand the working model of Islamic banking in addressing this.

Results (Indonesian) 2:

Terpadu pandangan Sosial Ekonomi Islam adalah cara alternatif untuk melihat kontribusi perbankan syariah dalam ekonomi riil. Indikator kinerja non-keuangan yang dihasilkan oleh indeks dari pandangan ini. Indikator ini disebut sebagai indeks keberlanjutan yang menggabungkan tampilan makro dan mikro dari perbankan syariah. Pembiayaan MM untuk UMKM terbukti memiliki korelasi positif untuk kedua ROA dan Pobo. Selain itu, perubahan arah, dari UMKM non-UMKM diidentifikasi sebagai salah satu alasan untuk proses pembelajaran negatif dalam indeks keberlanjutan. Oleh karena itu, perbankan Islam telah sadar pergi ke UMKM (dengan pembiayaan MM) karena memiliki dampak positif terhadap indikator kinerja keuangan (ROA, Pobo) serta indeks keberlanjutan.
Selain itu, mengingat efektivitas kontrak MMfinancing untuk kontribusi sosial dan ekonomi daerah terutama pedesaan, dalam kapasitasnya sebagai perantara keuangan, perbankan Islam sangat dianjurkan untuk menembus dan memperluas pasar yang lebih besar di daerah pedesaan. Menerapkan perjanjian pembiayaan MM dalam investasi kemitraan terutama untuk masyarakat pedesaan, sebagai bentuk saat ini atau baru Usaha Mikro, membutuhkan sejumlah besar agen garis depan perbankan Islam. Selanjutnya, penelitian berikut diperlukan untuk memahami model kerja perbankan syariah dalam menangani ini.