Participants noted their feelings,

Participants noted their feelings, involvements, and any notable events in diaries daily during week one of therapy. Most of them claimed that practicing tawba and reciting istighfar helped them to find solutions to a range of issues; from academia, to relationships, to psychological problems. They became capable of handling family and social conflicts with understanding, acceptance, and patience. Some experienced better emotional connections with God, happiness and acceptance, while others reported becoming more diligent and excited at the thought of prayer.Our participants were recruited via social media with a willingness to participate. This meant that some problems could not be identified originally. However, reflection sessions revealed many problems experienced by participants, some more severe than others.

Results (Indonesian) 1:

Peserta mencatat perasaan, keterlibatan, dan setiap peristiwa penting mereka dalam buku harian setiap hari selama satu minggu terapi. Sebagian besar dari mereka mengklaim bahwa berlatih Taubah dan membaca istighfar membantu mereka untuk fi nd solusi untuk berbagai masalah; dari akademisi, hubungan, masalah psikologis. Mereka menjadi mampu menangani keluarga dan sosial konflik dengan pemahaman, penerimaan, dan kesabaran. Beberapa mengalami emosional yang lebih baik


hubungan dengan Allah, kebahagiaan dan penerimaan, sementara yang lain melaporkan menjadi lebih rajin dan bersemangat memikirkan doa.
Peserta kami direkrut melalui media sosial dengan kesediaan untuk berpartisipasi. Ini berarti bahwa beberapa masalah tidak bisa diidentifikasi awalnya. Namun, kembali sesi ection fl mengungkapkan banyak masalah yang dialami oleh peserta, beberapa lebih parah daripada yang lain.

Results (Indonesian) 2:

Peserta mencatat perasaan mereka, keterlibatan, dan setiap peristiwa penting di Diaries harian selama minggu salah satu terapi. Kebanyakan dari mereka mengklaim bahwa berlatih Taubah dan membaca istighfar membantu mereka untuk menemukan solusi untuk berbagai masalah; dari akademisi, untuk hubungan, untuk masalah psikologis. Mereka menjadi mampu menangani konflik keluarga dan sosial dengan pemahaman, penerimaan, dan kesabaran. Beberapa mengalami emosi yang lebih baik

hubungan dengan Allah, kebahagiaan dan penerimaan, sementara yang lain melaporkan menjadi lebih tekun dan bersemangat memikirkan doa.
Peserta kami direkrut melalui media sosial dengan kemauan untuk berpartisipasi. Ini berarti bahwa beberapa masalah tidak dapat diidentifikasi awalnya. Namun, sesi refleksi mengungkapkan banyak masalah yang dialami oleh peserta, beberapa lebih parah daripada yang lain.