Developing a planning matrix and an

Developing a planning matrix and and building relationships between customer requirements and the company action plan (Steps 3 and 4). One of the important outcomes of the MRM was that a process model sheet replaced the analytical hierarchy process which had always been used before in QFD implementation. This is because the company wanted to introduce a planning matrix of the simplest kind, to avoid confusion among the managers. In addition, the resulting technical response was meant to satisfy customer requirements; it had to be measurable and global in nature because it represents all the stakeholders of the quality attribute.

Results (Indonesian) 1:

Mengembangkan sebuah perencanaan matriks dan dan membangun hubungan antara kebutuhan pelanggan dan perusahaan rencana aksi (langkah 3 dan 4). Salah satu hasil penting MRM adalah bahwa lembar model proses menggantikan proses analisis hierarki yang selalu telah digunakan sebelum di QFD implementasi. Ini adalah karena perusahaan ingin memperkenalkan matriks perencanaan dari jenis yang paling sederhana, untuk menghindari kebingungan antara manajer. Selain itu, respon teknis yang dihasilkan dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan pelanggan; itu dapat diukur dan global di alam kerana ia mewakili seluruh stakeholder dari atribut kualitas.

Results (Indonesian) 2:

Mengembangkan matriks perencanaan dan dan membangun hubungan antara kebutuhan pelanggan dan rencana aksi perusahaan (Langkah 3 dan 4). Salah satu hasil penting dari MRM adalah bahwa lembaran model proses menggantikan proses hirarki analisis yang selalu digunakan sebelum pelaksanaan QFD. Hal ini karena perusahaan ingin memperkenalkan matriks perencanaan dari jenis yang paling sederhana, untuk menghindari kebingungan antara manajer. Selain itu, respon teknis yang dihasilkan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan; itu harus terukur dan global di alam karena mewakili semua stakeholder dari atribut kualitas.