before and after feeding were incre

before and after feeding were increased (P

Results (Indonesian) 1:

sebelum dan sesudah makan meningkat (P < 0,05) oleh perlakuan suplemen protein. Ruminal NH3 dan VFAs konsentrasi tertinggi sebelum dan setelah makan yang achived ketika konsentrasi protein kasar dalam diet pada tingkat 14%. Kadar urea darah sebelum dan setelah makan yang incerased sebagai meningkatkan tingkat suplemen protein. Konsentrasi urea darah sebelum dan sesudah makan masih meningkat sampai suplemen protein di tingkat 9% di atas kontrol. Jumlah harian diekskresikan nitrogen melalui urin dan jumlah saldo nitrogen meningkat (P < 0,05) sebagai meningkatkan tingkat konsumsi protein kasar. Pengobatan protein suplementasi tidak efek pada jumlah harian ruminally dicerna bahan organik (Tabel 2). Tingkat harian allantoin kemih dan jumlah mikroba Nitrogen sintesis yang tidak terpengaruh secara signifikan oleh pengobatan suplemen protein.

Results (Indonesian) 2:

sebelum dan sesudah makan meningkat (P <0,05) dengan perlakuan suplementasi protein. The rumen konsentrasi NH3 dan VFAs tertinggi sebelum dan setelah makan yang achived ketika konsentrasi protein kasar dalam diet pada tingkat 14%. Konsentrasi urea darah sebelum dan setelah makan yang incerased sebagai meningkatkan tingkat suplementasi protein. Konsentrasi urea darah sebelum dan setelah makan masih meningkat hingga suplemen protein pada tingkat 9% di atas kontrol. Jumlah harian nitrogen terekskresi melalui urine dan jumlah nitrogen ditahan meningkat (P <0,05) sebagai peningkatan tingkat konsumsi protein kasar. Pengobatan suplemen protein tidak berpengaruh pada jumlah harian bahan organik ruminally dicerna (Tabel 2). Tingkat allantoin urin harian dan jumlah mikroba
sintesis nitrogen tidak terpengaruh secara signifikan oleh perlakuan suplementasi protein.