Aminoglycosides•Gentamicin–used for

Aminoglycosides
•Gentamicin–used for acute, life-thretening gram-infections. Has synergism with pen and van and combo.
•Amikacin–used for bact that are gent-resistant.
•Netilmicin–less toxic than gentamicin.
•Neomycin–too toxic for parenteral use. Used for topically for skin infections and orally for sterilizing bowel before surgery.
•Streptomycin–active against Mycobacterium tuberculosis. But bec of its ototoxicity, rifampicin replaces.
•Rifampicin–resistance develops quickly alone; so, with TB, combine with isoniazid, ethambutol, andpyrazinamidefor the 1st 2 mos of treatment, followed by another 4 mos with rifampicin and isoniazid.

Results (Indonesian) 1:

Aminoglycosides•Gentamicin-digunakan untuk akut, hidup-thretening gram-infeksi. Memiliki sinergi dengan pena dan van dan combo.•Amikacin-digunakan untuk bact yang tahan gent.•Netilmicin-kurang beracun dari gentamisin.•Neomycin-terlalu beracun untuk penggunaan parenteral. Digunakan secara topikal untuk infeksi kulit dan secara lisan untuk sterilisasi usus sebelum operasi.•Streptomycin-aktif melawan tuberkulosis Mycobacterium. Tapi bec ototoxicity yang, rifampicin menggantikan.•Rifampicin-perlawanan berkembang cepat sendirian; Jadi, TB, menggabungkan dengan isoniazid, etambutol, andpyrazinamidefor 1st 2 mos pengobatan, diikuti oleh lain 4 mos dengan rifampicin dan isoniazid.

Results (Indonesian) 2:

Aminoglikosida
• Gentamisin digunakan untuk akut, gram-infeksi thretening hidup. Memiliki sinergitas dengan pena dan van dan combo.
• Amikacin digunakan untuk bact yang gent-tahan.
• Netilmicin-kurang beracun dari gentamisin.
• Neomycin terlalu beracun untuk digunakan parenteral. Digunakan untuk topikal untuk infeksi kulit dan secara oral untuk mensterilkan usus sebelum operasi.
• Streptomisin-aktif terhadap Mycobacterium tuberculosis. Tapi bec dari ototoxicity yang, rifampisin menggantikan.
• Rifampisin-resistance berkembang cepat saja; jadi, dengan TB, menggabungkan dengan isoniazid, etambutol, andpyrazinamidefor tanggal 1 2 mos pengobatan, diikuti oleh 4 mos dengan rifampisin dan isoniazid.