This is surprising since litter mat

This is surprising since litter material in organic layers forms the living space for a variety of microorganisms and invertebrates and represents the focal compartment for organic matter decomposition and nutrient mineralization. Land use change is known to alter physicochemical properties in litter, and community composition and functioning of microorganisms are susceptible to these changes (Murty et al. 2002; Rousk et al. 2010; Chapin et al. 2012; Rasche and Cadisch 2013). However, there is hardly any information on how the structure of microbial communities responds to the conversion of rainforests into major agricultural systems such as oil palm and rubber in Southeast Asia. To fill this gap of knowledge, we investigated these changes focusing on Jambi province in southwest Sumatra with a total area of 50, 058 km2, of which 16 % are covered into oil palm and 12 % into rubber plantations (Gatto et al. 2015).

Results (Indonesian) 1:

Hal ini mengejutkan karena bahan sampah organik lapisan bentuk ruang hidup untuk berbagai mikroorganisme dan invertebrata dan mewakili kompartemen fokus untuk mineralisasi dekomposisi dan gizi bahan organik. Perubahan penggunaan tanah dikenal untuk mengubah secara fisikokimia properti di sampah, dan masyarakat komposisi dan fungsi mikroorganisme yang rentan terhadap perubahan-perubahan ini (Murty et al. 2002; Rousk et al. 2010; Chapin et al. 2012; Rasche dan Cadisch 2013). Namun, ada hampir tidak ada informasi tentang bagaimana struktur komunitas mikroba menanggapi konversi hutan hujan ke sistem pertanian utama seperti kelapa sawit dan karet di Asia Tenggara. Untuk mengisi kesenjangan ini pengetahuan, kita meneliti perubahan-perubahan ini berfokus pada Propinsi Jambi di Sumatra Barat daya dengan total area seluas 50, 058 km2, dan 16% ditutupi ke sawit dan 12% ke perkebunan karet (Gatto et al. 2015).

Results (Indonesian) 2:

Hal ini mengejutkan karena bahan sampah di lapisan organik membentuk ruang hidup untuk berbagai mikroorganisme dan invertebrata dan mewakili kompartemen fokus untuk dekomposisi bahan organik dan mineralisasi unsur hara. perubahan penggunaan lahan dikenal untuk mengubah sifat fisikokimia di sampah, dan komposisi komunitas dan fungsi mikroorganisme yang rentan terhadap perubahan ini (Murty et al, 2002;. Rousk et al 2010;. Chapin et al 2012;. Rasche dan Cadisch 2013). Namun, ada hampir tidak informasi tentang bagaimana struktur komunitas mikroba merespon konversi hutan hujan ke dalam sistem pertanian utama seperti kelapa sawit dan karet di Asia Tenggara. Untuk mengisi kesenjangan pengetahuan ini, kami meneliti perubahan ini berfokus pada provinsi Jambi di Sumatera barat daya dengan total luas 50, 058 km2, yang 16% tertutup menjadi perkebunan kelapa sawit dan 12% menjadi perkebunan karet (Gatto et al. 2015) .